Dedaun berserakan di atas bumi basah
Berlinang airmata si perindu yang malang
Di lihat sekelilingnya suria masih memancar
Burung yang berkicauan seolah tak hiraukan dia
Harapan bertaburan di ruang tak bernisan
Hatinya memberontak yang berwajahkan retak
Memoranda asmara telah jemu dibaca
Hanya menambah sedak didalam dada dia
Termenung di atas bangku basah
Walaupun hujan telah pun reda
Tapi tidak dihatinya masih gelora
Yang menghentam sukna dia
Berombak pantai berombak hatinya
Ingin rasanya dikhabarkan pada dunia
Walau ia sedar itu hanya mimpi
Yang kan menyerang seandainya ia terus begini
Sebuah sketsa rindu yang berirama pilu
Di ruangnya bergema bagaikan halilintar
Didonggaknya ke langit mendung bertandang lagi
Dengan hati yang pedih dia melangkah pergi sepi
Termenung di atas bangku basah
Walaupun hujan telah pun reda
Tapi tidak dihatinya masih gelora
Yang menghentam sukna dia
Berombak pantai berombak hatinya
Ingin rasanya dikhabarkan pada dunia
Walau ia sedar itu hanya mimpi
Yang kan menyerang seandainya ia terus begini
